Meninggalkan

Markus 1:16-18
1:16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
1:17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
1:18 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

            Saat Yesus memanggil orang-orang untuk dijadikan murid-murid yang pertama kalinya, ada respon yang baik kita jumpai pada kisah di atas. Respon tersebut yaitu meninggalkan jala dan mengikuti Tuhan Yesus. Kata “meninggalkan” berarti menjauhi suatu tempat untuk menuju tempat lain yang berbeda. Contoh paling tepat bukan seperti seseorang yang akan bepergian, karena kalau bepergian pasti kembali lagi. Meninggalkan seperti ketika seseorang lulus dari tingkat sekolah yang satu ke tingkat sekolah lain.

            Saya dulu belajar di SMPN 12 Surabaya selama tiga tahun, ketika lulus saya melanjutkan ke SMAN 14 Surabaya. Saya tentu tidak akan pernah kembali belajar di SMPN 12 tersebut. Saya meninggalkan tingkatan sekolah SMP untuk masuk ke SMA. Demikian juga dengan pertobatan, kita dipanggil untuk meninggalkan kehidupan yang lama menuju pada kehidupan yang baru. Kehidupan yang baru ini benar-benar berbeda dan lain dari kehidupan yang lama. Simon dan Andreas semula merupakan penjala ikan, tapi Yesus memanggil mereka untuk masuk pada kehidupan yang baru yang sama sekali berbeda dengan kehidupan sebelumnya yaitu sebagai penjala manusia.

            Apa yang perlu kita tinggalkan dari kehidupan lama kita. Yang pertama adalah cara hidup. Dulu kita hidup dengan cara-cara duniawi. Berlaku seperti orang-orang dunia dan melakukan kebiasaan seperti yang mereka lakukan. Tapi setelah kita memutuskan untuk bertobat, maka sejak itu pula kita membuat ketetapan untuk meninggalkan cara hidup kita yang lama. Rasul Paulus malahan berkata segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus. Bahkan segala sesuatu kuanggap sampah dan aku telah melepaskan semuanya itu (Filipi 3:8). Pertobatan itu 180 derajat dan tidak ada kesempatan untuk balik lagi.

            Saya termasuk penggemar lagu-lagu Indonesia kaegori jadul. Saya mengenal beberapa nama yang dulu termasuk artis populer tapi begitu memutuskan untuk bertobat, mereka membuat ketetapan hati untuk meninggalkan cara hidup yang lama. Mohon maaf, saya tidak bermaksud menyindir artis lain yang juga Kristen, baik yang jadul maupun yang sekarang. Tapi siapa yang meragukan popularitas seorang Ade Manuhutu. Sampai sekarang namanya masih harum dan diperhitungkan dalam sejarah musik Indonesia. Tapi sejak beliau bertobat, malah dikenal sebagai hamba Tuhan yang memiliki buah pertobatan yang baik. Tidak pernah saya mendengar beliau kembali pada kehidupan sebagai artis lagi. Sekalipun belakangan ini acara-acara lagu kenangan sedang marak di televisi.

            Anda mungkin juga pernah mendengar nama Willy Sumantri. Seorang penata musik handal untuk artis-artis era 80an. Namun saat beliau memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus secara sepenuh hati, maka namanya berganti menghiasi album-album rohani. Sekalipun beliau harus kembali dari titik awal lagi karena meninggalkan popularitas yang sudah dirintisnya. Kalangan penggemar musik rock pasti tidak akan lupa dengan nama Soenata Tanjung, seorang musisi asal Surabaya yang namanya begitu melegenda dengan grup SAS. Saat ini beliau sudah tidak mau membicarakan kebesaran namanya di masa lalu. Sejak beliau memutuskan untuk melayani Tuhan, seluruh waktu dan hidupnya hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.

            Saya tidak hendak berkata supaya anda menjadi hamba Tuhan yang melayani sepenuh waktu sebagaimana ketiga contoh di atas. Tapi saya hanya akan menyampaikan mari kita mengikut Tuhan dengan semaksimal hidup kita. Kita meninggalkan kebiasaan dan cara hidup kita yang lalu untuk mengikut Tuhan dengan sepenuh hati, bukan sekedar sepenuh waktu. Cara hidup yang bagaimana harus ditinggalkan, anda yang lebih tahu daripada saya.

            Yang kedua, kita perlu meninggalkan pola pikir kita yang lama. Ada orang-orang tertentu yang hidup dengan pola pikir lama. Kalau kesulitan uang, harus melakukan hutang. Kalau sedang sakit, harus segera minum obat. Kalau sedang butuh kerja, harus segera cari koneksi. Dan berbagai hal lain yang sepertinya baik, tapi ternyata itu pola pikir yang keliru. Saya tidak sinis pada orang yang hutang, tidak mencela orang yang minum obat, tidak juga menyesalkan anda yang minta bantuan pada orang lain. Tapi di atas segalanya biarlah kita boleh mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Bawa pada Tuhan dulu saat kita mengalami sesuatu.

            Saya kenal seorang ibu yang suatu kali celaka karena jatuh, sehingga tulang di tangan kanannya seperti terpelintir. Respon orang-orang di sekitar langsung memberi saran untuk pijat sangkal putung. Tapi ibu ini berkata bahwa lebih baik dia mendoakan saja dulu pada Tuhan Yesus. Anda tahu, sekalipun tangannya itu sempat terantuk meja atau dinding dan dia mengalami kesakitan, tapi dia mau bertahan untuk menyerahkan kesembuhan pada Tuhan Yesus saja. Pemikiran yang demikian adalah pemikiran yang di atas rata-rata. Sekalipun ada jalan lain yang lebih singkat untuk sembuh, beliau menolak campur tangan kuasa lain selain dari Tuhan Yesus saja.

            Saya bersyukur ketika ada beberapa permohonan doa dan kita membawa dengan penyerahan total pada pertolongan Tuhan Yesus saja, maka kuasa Tuhan itu dinyatakan. Ada begitu banyak hal yang tidak cukup untuk disharingkan di sini, tapi saya melihat ketika setiap orang berharap pada Tuhan dengan tanpa terkecualinya maka pertolongan itu dinyatakan dengan tanpa menunda waktu lagi.

            Lalu bagaimana tahap pertobatan itu. Dulu saya berpikir orang bertobat itu bertahap. Sedikit demi sedikit. Pelan demi pelan dan satu per satu. Kalau biasanya minum sepuluh gelas, dikurangi jadi lima kan sudah lumayan. Biasanya habis rokok dua pak, sekarang satu pak sudah baik. Oh ternyata tidak demikian. Firman Tuhan berkata “mereka pun segera meninggalkan jalanya”. Ada kata segera...Dalam terjemahan lain dikatakan “langsung..”. Atau “seketika..”. Saat anda memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus maka semestinya saat itu juga anda memutuskan meninggalkan kehidupan yang lama. Tidak perlu tunda dan tunggu waktu lama lagi.

            Ada yang berkata pada saya, “Pak...saya mau bertobat kalau Tuhan memberi saya uang dua puluh juta rupiah buat modal nikah.” Lah, kalau begitu kapan dia mau bertobat. Belum uang tersebut diterima, jangan-jangan dia sudah dipanggil pulang duluan. Hari ini mari perbarui iman kita, hidup dalam pertobatan dengan kesungguhan. Anda yang belum menerima Tuhan Yesus secara pribadi, bisa hubungi hamba Tuhan yang anda kenal atau kontak saya di jalur yang ada di bawah. Anda yang masih belum memiliki pertobatan secara maksimal, silakan perbarui hati anda selama masih ada kesempatan. Mari mengikut Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh dengan cara meninggalkan kehidupan yang lama dan tidak pernah balik lagi. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (hambanya, Okky Rahardjo)

Untuk dukungan doa  : 
SMS/Tlp          :  085645705091 / 082228835933 
Inbox               : Okky Tri Rahardjo / Teman Berdoa

            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Dari Anak Kecil

Nurut Sama Tuhan

JANGAN MENABUR BENIH YANG TIDAK PERLU