Nurut Sama Tuhan
Yohanes 14 : 21
“Barangsiapa memegang perintah-Ku
dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia
akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan
diri-Ku kepadanya."
Saya percaya setiap kita ketika ditanya apakah mengasihi
Tuhan, pasti akan menjawab “ya, saya
mengasihi Tuhan”. Apakah mengasihi dengan segenap hati, saya rasa jawaban
setuju juga akan kita sampaikan tanpa perlu berpikir panjang. Firman Tuhan di
atas menyatakan bahwa yang mengasihi Tuhan adalah yang memegang perintah Tuhan
dan melakukannya.
Nah, ketika pertanyaan ini dibalik mundur apakah kita
sudah memegang perintah Tuhan dan melakukannya. Saya tidak berani menghakimi
anda apakah sudah melakukan perintah Tuhan atau belum. Tapi saya mau ajak kita
untuk belajar bagaimana kita mendengar suara Tuhan. Ada begitu banyak orang
yang masih bingung dan tidak mengerti bagaimana mendengar suara Tuhan. Karena siklusnya,
ketika kita mampu mendengar suara Tuhan maka kita tentu akan mengerti
perintahNya. Kalau sudah mengerti perintahNya maka kita bisa melakukannya. Maka
di situlah kita akan disebut sebagai orang yang mengasihi Tuhan.
Bagi saya mendengar suara Tuhan tidak bisa dibuat teori
secara memuaskan. Saya hanya berani mengatakan perlu pengalaman pribadi yang
intim sehingga kita akan mengerti bahwa ini memang suara Tuhan dan bukan
sekedar suara hati kita. Sama seperti kalau ditanya apa beda suara ayah anda
dengan suara ayah teman anda. Jawaban yang tepat adalah karena kita memiliki
hubungan batin yang kuat maka kita mengerti dan mengenal ini suara ayah saya.
Saya pun juga belum sempurna dan terus belajar dalam hal
ini, terutama untuk masalah ketaatan. Pagi tadi saya tahu Tuhan membangunkan
saya. Sekitar jam 3 pagi saya terbangun. Tuhan berkata dalam hati saya “Ayo bangun supaya masih ada waktu untuk
bersiap dan berdoa...”. Tapi saya masih malas untuk bangun, karena saya
baru tidur jam 12 malam. Saya menunda sekitar 30 menit. Hingga jam 04.00 saya
pun tidak segera bangun karena terus menunda. Hingga akhirnya menjelang jam 5
saya baru bangun dan bersiap diri untuk berangkat. Saat itu Tuhan mengingatkan
saya “Kamu kurang mempersiapkan diri
dengan baik”. Saya pun bersujud sejenak dan minta ampun sama Tuhan lalu
berangkat.
Di tengah jalan Tuhan ingatkan “Pompa ban sepeda motormu, mumpung ada tukang pompa buka..”. Saya
menyadari bahwa sudah lama tidak menambah angin ban motor saya. Tapi saya
menunda alasan saya, nanti saja Tuhan tidak ada uang kecil. Padahal di saku
jaket saya ada tersisa uang dua ribu. Sudah sedemikian jauh perjalanan saya,
tiba-tiba ban motor saya bocor. Saya panik karena harus mempersiapkan untuk
upacara bendera hari senin. Setelah sekian lama mencari saya menemukan tukang
tambal ban. Sesudah dikerjakan, biayanya ternyata dua belas ribu. Tiba-tiba Roh
Kudus berkata “mending mana kehilangan
dua ribu apa dua belas ribu...coba kamu nurut, pasti ga sampe segitu uang yang
terpakai”. Saya kemudian bertobat, di jalan itu saya minta ampun sama
Tuhan. Saya sadar kalau salah karena ternyata ban motor tersebut bocor akibat
kurang pompa. Lah piye toh...Coba kalau nurut.
Mendengar suara Tuhan tidak melulu hal yang kelihatannya
rohani. Tuhan itu suka sekali menuntun langkah hidup kita dalam berbagai hal. Asalkan
kita mau melibatkan Dia. Seringkali kita mengidentikkan suara Tuhan hanya saat
ibadah saja, padahal Dia rindu mengintervensi hidup kita dalam segala hal. Dia mau
mendengar semua keluhan kita, sebaliknya Dia juga mau kita mendengar setiap
perkataanNya. Hal itu saya yakini sampai hari ini. Mengapa, karena Dia Tuhan
yang hidup sampai detik ini.
Selama dua tahun ini saya sudah menyediakan diri untuk
melayani Tuhan dengan lebih maksimal. Saya memang sudah aktif melayani Tuhan
sejak usia muda dan membina berbagai persekutuan pelajar. Namun masa-masa itu
saya hanya melayani berdasarkan panggilan dan kemauan saya sendiri. Namun belakangan
Tuhan mau saya melayani hanya berdasarkan kehendak Tuhan dalam hidup saya saja.
Oleh karena itu sejak dua tahun ini saya memberi diri dikerjai oleh Tuhan. Tengah
malam dibangunkan untuk menerima telepon atau membalas SMS orang yang perlu
didoakan. Saat di perjalanan harus berhenti hanya untuk menguatkan orang yang
dalam perjalanan. Saya menikmati proses Tuhan mengerjakan sesuatu dalam hidup
saya sekarang ini.
Tadi siang sebelum saya beranjak pulang dari tempat
kerja, saya melihat seorang teman yang tangannya terluka karena terkena rantai
motor. Saya melihat tangannya terbungkus perban, sudah satu bulan ini sejak dia
mengalami musibah tersebut. Tak diduga Roh Kudus mengingatkan saya untuk mau
mendoakan dia secara langsung, karena selama ini saya tidak pernah sempat ikut
menjenguk dia. Segera saya panggil dia, di sebuah lorong saat kondisi sepi saya
peluk dan saya doakan dia. Lega rasanya kalau sudah mau nurut kemauan Tuhan.
Beberapa hari lalu sebelum hari kasih sayang yaitu 14
Februari, siswa di kelas yang saya ajar minta supaya ada acara berbagi coklat
pada tanggal tersebut. Singkat cerita, setelah semua coklat dipersiapkan, saya
berdoa pada Tuhan apa yang harus saya sampaikan supaya menjadi valentine yang
berkesan bagi mereka seumur hidup. Tuhan perintahkan saya untuk menyampaikan
dari 1 Yohanes 4:20-21. Firman Tuhan itu tentang mengasihi dengan cara
mengampuni saudara yang ada di sekitar kita. Di sisi lain, Tuhan mau saya
memberi contoh nyata.
Saya ikuti perintah Tuhan itu tanpa gengsi. Saya mendekati
Indri, seorang murid yang sering dibully oleh anak-anak dan saya pun sering
marah karena nilainya jelek. Saya peluk sebentar, saya jabat tangannya dan
minta maaf untuk kesalahan saya. Demikian juga pada Febe, Christian, Ella dan Yosef.
Setelah itu langkah saya tersebut diikuti oleh Elin yang minta maaf pada Meisya
dan Febe. Juga Farly pada Glenn serta Marcel. Pada akhirnya seluruh isi kelas
itu saling mengampuni dan terjadi tangisan yang tulus serta janji untuk saling
mengasihi dan tidak menyakiti.
Mari kita belajar untuk taat saja pada Tuhan. Apa langkah
yang Tuhan mau untuk kita kerjakan, jangan pernah menunda sedikit pun. Mungkin kita
tidak bisa berbuat banyak, lakukan dari langkah yang kecil saja. Saya buka
sedikit “rahasia dapur” saya untuk penulisan renungan firman setiap hari. Tiba-tiba
saja Tuhan beri saya sebuah pesan khusus dengan satu ayat atau kalimat yang
saya harus cari sendiri peneguhan ayatnya. Dari situ saya segera menuliskan
renungan untuk saya sajikan di media sosial. Saya sering merasa kalau Tuhan
memberikan petunjuk secara spontan, maka biasanya ada sesuatu yang terjadi.
Beberapa hari lalu saya menuliskan suatu renungan,
ternyata ada seorang yang kontra dan menganggap kesaksian yang saya tuliskan
terlalu mengada-ada. Saya respon dengan biasa saja tanpa terpancing emosi. Eh,
tanpa diduga ada beberapa orang yang respon di dalam inbox maupun SMS karena
diberkati oleh tulisan saya. Tapi saya sadar tentu bukan kepandaian saya
mengolah tulisan, semua karena kasih karunia Tuhan. Saya hanya ikuti kemauan
Tuhan saja dalam hidup saya.
Ada juga seorang ibu yang mengeluh tidak punya uang untuk
berobat anaknya yang sakit. Sementara suaminya meninggalkan dia dan tidak
peduli dengan kondisi keluarganya. Kalau pun dihubungi selalu marah-marah dan
meluapkan emosi. Saya saat itu hanya bisa mendoakan ibu tersebut untuk
kesembuhan anaknya. Tiba-tiba Tuhan berkata, “berkati dia...”. Saya sempat menawar, “uang saya ga’ banyak Tuhan...”. Tapi Tuhan mendesak, “Tapi ada kan...”. Kalau sedang berurusan
dengan Tuhan, saya selalu kalah. Akhirnya saya transfer sebesar dua ratus ribu.
Ibu tersebut berterima kasih sekali dan suatu kali berjanji akan mengembalikan
uang tersebut, karena dia menganggap sebagai pinjaman. Saya sudah tidak peduli
lagi dengan apapun pendapat ibu tersebut, yang jelas saya hanya mau nurut dan
tidak juga bermaksud menagih kapan pun.
Hari ini mari kita belajar untuk taat mendengar suara
Tuhan. Ketika kita sudah mendengar suaraNya, maka kita juga mampu mengenali
perintahNya dan melakukannya. Saya percaya selanjutnya kita pun akan disebut
sebagai yang mengasihi Dia. Lalu apa yang terjadi, Dia pun akan menyatakan diri
kepada kita untuk memberikan yang terbaik dan membawa hidup kita dari satu
kemuliaan pada kemuliaan yang lain. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (HambaNya, Ev. Okky T. Rahardjo, S. Pd)
Untuk dukungan doa :
SMS/Tlp : 085645705091 /
082228835933
Inbox : Okky Tri
Rahardjo / Teman Berdoa
Komentar
Posting Komentar