Setia Dalam Perkara Kecil
Lukas 16 : 10
"Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
dalam perkara-perkara besar.
Setelah belajar mengucap syukur dan tidak hidup dalam
kompromi, hari ini Tuhan ingatkan pada saya untuk kita setia setia dalam
perkara yang kecil. Betapa seringkali kita menginginkan sesuatu yang besar
tetapi tidak mau setia dalam perkara yang kecil. Segala sesuatu yang besar
selalu dimulai dari hal-hal yang kecil dulu. Tidak pernah sesuatu yang besar
terjadi tanpa kita melalui proses yang kecil lebih dulu.
Kita tahu Tuhan Yesus banyak melakukan mujizat dan
perbuatan ajaib selama pelayananNya di bumi. Menyembuhkan orang sakit buta,
lumpuh, kusta. Membangkitkan orang mati. Membuat pelipat gandaan. Menemukan
uang di mulut ikan dan sebagainya. Tetapi sebelum Dia melakukan banyak hal itu,
Dia mulai dengan penundukan diri pada orang tuanya. Selama tiga puluh tahun
Yesus masih ada di bawah pengawasan orang tuaNya yaitu Yusuf dan Maria. Ingat,
Yesus melayani hanya tiga tahun, jadi umur 33 tahun Dia disalibkan, bangkit
lalu terangkat ke Sorga.
Sekali lagi, sebelum Yesus melakukan pelayanan Dia tunduk
pada orang tuanya. Kita tahu Yusuf sebagai orang tua jasani, merupakan seorang
tukang kayu. Bisa Jadi Yesus mulai kecil belajar tentang usaha perkayuan. Mulai
memotong, menghaluskan hingga mengerjakan berbagai proses. Sekalipun Dia tahu
bahwa Dia adalah Anak Allah yang lahir karena Roh Kudus, dan Dia punya tujuan khusus
untuk hidup di bumi saat itu, tapi Yesus tidak hendak meninggikan diri di atas
orang tuanya. Dia mau mengerjakan banyak hal, selama waktu untuk melayani itu
belum tiba. Kita tahu mujizat pertama pun terjadi karena Yesus ikut masukan
Maria, ibunya untuk melakukan sesuatu saat perjamuan kawin di Kana sedang
mengalami kesulitan.
Saya pernah bertahun-tahun menundukkan diri pada seorang
hamba Tuhan yaitu bpk. Daud Indiarto, sekarang beliau sudah berpulang. Saya
tidak hanya belajar hal-hal yang sifatnya rohani saja. Tapi supaya saya
endapatkan karunia pelayanan seperti beliau, saya pun harus mau membayar harga
berupa kesetiaaan dalam hal kecil. Saat pembina saya tersebut tugas pelayanan,
saya adalah orang yang membawakan tas beliau. Memegang mik saat beliau kotbah
sambil memainkan keyboard. Menyebarkan brosur ke beebrapa toko buku rohani di
Surabaya mengenai pelayanan yang beliau rintis serta berbagai hal lain saya
kerjakan yang sifatnya remeh dan sederhana. Hari ini, belasan tahun kemudian
saya mulai menuai hasil apa yang dulu pernah saya tabur. Tuhan ijinkan saya
melayani di beberapa tempat dengan disertai karunia rohani yang sekilas mirip
dengan yang dimiliki oleh almarhum pembina saya tersebut.
Saya juga pernah cerita tentang pelayanan kami yang
memberi makan anak-anak dari panti asuhan yang kesulitan makan. Saat saya
melangkah, sepertinya biasa saja tapi saya mau mengerjakan perkara yang kecil
itu. Saya membelikan nasi yang tidak terlalu mahal tapi itu cukup berarti untuk
kebutuhan makan mereka. Saya juga pernah menyampaikan ternyata ada begitu
banyak kebaikan Tuhan yang saya alami. Ada seorang anak yang saya tahu termasuk
tidak seberapa mampu, tiba-tiba membuka dompetnya dan mengeluarkan seluruh
isinya yang sebenarnya tidak banyak, tapi bagi dia itu sudah jumlah yang paling
besar dia miliki. Lalu adalagi seorang ibu yang mau memberikan bantuan makanan.
Belum lagi ada yang bersedia membantu dana semampunya.
Tidak cukup sampai di situ, kemarin ada seorang anak
perempuan dari panti asuhan lain datang pada saya menyerahkan tujuh kotak susu.
Panti asuhan anak ini juga tidak besar, tapi saat dia menerima sumbangan susu
kotak dalam jumlah banyak, dia bilang pada mama asuhnya kalau di sekolahnya ada
anak dari panti lain yang kesulitan makan. Akhirnya dibawalah susu tersebut,
diberikan pada saya lalu saya mendoakan anak perempuan kelas 4 SD ini. Kalau
saya tidak setia mengerjakan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, atau saya
kecewa karena tidak banyak teman guru yang mau membantu seperti saya lalu
berhenti, maka saya tidak akan melihat banyak hal yang ajaib terjadi.
Mari kerjakan perkara kecil di hadapan kita dengan setia.
Saya dulu paling suka menerobos lampu merah. Di jalanan yang saya lalui setiap
pagi, ada beberapa jalur lampu merah yang sering diterobos secara massal oleh
pengendara motor. Mengapa demikian, karena dari arah yang berlawanan masih
sepi. Tapi sejak saya mulai serius melayani Tuhan, ada suatu perasaan yang malu
kalau saya menerobos. Kadang Roh Kudus ingatkan “Kamu hamba Tuhan, setia dalam
perkara kecil, jangan menerobos lampu merah...”. Jadinya, saya sering ada di
bawah lampu merah sendirian, sementara yang lain meneruskan saja kendaraannya
karena tidak ada polisi dan jalanan sedang sepi.
Apa perkara kecil yang saat ini tersedia di hadapan anda.
Mari kerjakan itu dengan setia. Ada beberapa diantara anda yang terjebak dalam
banyak hutang. Dari antara hutang anda itu ada yang jumlah besar dan jumlah
kecil, kita sering berpikiran selesaikan yang besar dulu nanti gampang yang
kecil. Tidak, yang besar tidak akan pernah selesai kalau kita tidak selesaikan
yang kecil. Jadi silakan selesaikan tanggungan yang kecil-kecil itu dulu.
Hutang anda di warung, hutang pulsa, hutang koran, hutang di teman yang
jumlahnya sedikit itu atau yang lainnya. Jangan sampai kita terpeleset oleh
sesuatu yang kecil-kecil itu.
Kalau pagi semestinya anda bangun untuk berdoa dan baca
firman Tuhan, silakan ikuti sebelum anda menjadi menyesal berkepanjangan. Ada
yang lupa berdoa, usahanya sepanjang hari itu jadi berantakan. Ada juga yang
jadi mudah marah-marah. Malah ada yang mengalami musibah. Jadi silakan mulai
dengan langkah yang sederhana. Apakah ada juga diantara anda yang kadang lupa
doa makan atau saat mau pergi, karena merasa sudah terbiasa.
Hari ini mari kita belajar melakukan perkara kecil yang
ada di hadapan kita. Sesuatu yang tidak sulit dan sederhana yang bisa kita
kerjakan. Maka saya percaya kesulitanmu yang besar akan disediakan jalan oleh
Tuhan untuk diselesaikan. Pertolongan akan diberikan bagi setiap anak-anak
Tuhan yang setia melakukan yang Tuhan mau. Tetap setia sampai garis akhir.
Tuhan Yesus memberkati. (HambaNya, Okky Rahardjo)
Untuk dukungan doa :
SMS/Tlp : 085645705091 / 082228835933
Inbox : Okky Tri
Rahardjo / Teman Berdoa

Komentar
Posting Komentar