Menyimpang
Yosua 1 : 7
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.”
Beberapa hari lalu ada sebuah berita duka terjadi di Jawa Timur. Ada sebuah bus rombongan kepala sekolah dan guru dari kota Sidoarjo, yang terjun bebas ke sebuah jurang di daerah Tawangmangu yang merupakan perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat itu ada tujuh orang tercatat menjadi korban meninggal dunia, sementara puluhan yang lain mengalami luka dan trauma.
Tanpa mengurangi rasa simpati terhadap peristiwa tersebut, setelah diselidiki dan diruntut dari beberapa cerita. Ternyata bus tersebut terjun bebas karena melintasi jalur yang salah. Ada dua jalur di tempat itu, jalur yang baru dan jalur yang lama. Jalur yang baru lebih landai medan yang ditempuh dan mampu dilewati oleh kendaraan besar seperti bus ini. Tapi jalur yang lama lebih curam dan tidak muat untuk dilewati oleh kendaraan besar.
Entah mengapa, bus yang semula berjalan menuju tempat wisata menggunakan jalur baru tiba-tiba mundur. Bus ini ganti haluan menggunakan jalur lama yang mengejutkan sebagian besar penumpang. Tak disangka keputusan menyimpang menggunakan jalur lama itu memakan resiko besar. Tak seberapa lama dari berbalik arah tadi, bus seperti kehilangan kendali. Tiba-tiba saja langsung merosot jatuh ke dalam jurang yang begitu dalam. Spontan berita duka pun terjadi. Perpisahan tugas kepala sekolah menjadi perpisahan untuk selamanya.
Perhatikan ada sebuah kata yang menarik dari bacaan firman Tuhan di atas yaitu “menyimpang”. Saya menyelidiki di Kamus Besar Bahasa Indonesia kata menyimpang diantaranya berarti “membelok menempuh jalan yang lain atau tidak menurut apa yang sudah ditentukan; tidak sesuai dengan rencana”. Perhatikan hidup kita hari ini adakah kita mulai menyimpang dari apa yang sudah Tuhan tentukan dalam hidup kita. Atau kita sudah mulai menempuh jalan yang lain di luar kebenaran firman Tuhan.
Bisa jadi ketidak berhasilan atau kesulitan hidup yang kita alami hari ini karena ada dosa yang kita sembunyikan dari hadapan Tuhan. Seringkali kita mencoba menutup rapat sesuatu supaya orang lain tidak tahu tentang diri kita, kita tidak menginginkan orang mengerti apa yang sedang kita perbuat. Namun semakin kita sembunyikan dan tidak kita selesaikan di hadapan Tuhan, maka itu akan menjadi hambatan dalam perjalanan hidup kita.
Suatu kali saya pernah melayani konseling seorang ibu. Beliaunya merasa gagal dalam banyak hal. Usaha yang satu tidak berhasil, usaha yang berikut gagal, diajak gabung usaha oleh seorang pendeta tapi beliau merasa ditipu oleh pendeta tersebut. Saya pada awalnya tidak mengerti apa yang menjadi penyebab kegagalan ibu ini.
Sampai pada satu titik ketika saya akan mendoakan beliau, Roh Kudus menyampaikan sesuatu bahwa ibu ini sedang menyimpan kekecewaan. Awalnya ibu ini tidak mau mengakui apa yang saya sampaikan, beliau terus menyalahkan berbagai situasi yang ada termasuk menyalahkan pendeta yang ada di Jakarta itu.
Saya tidak bermaksud membela siapa pun, mungkin bisa jadi ada teman bisnisnya yang lain dan pendeta tersebut juga ada kelirunya tapi akarnya bukan di situ. Roh Kudus pun secara bertahap memberi tahukan sesuatu pada saya. Tak menunggu lama saya pun segera berkata “Maaf, ibu sedang kecewa pada seseorang, sosoknya huruf depan S...”. Langsung ibu tersebut menangis dan tidak mampu berkelit lagi. “Iya pak, saya sedang kecewa pada suami saya...”. Betapa sekian lama ibu ini menyimpan kepahitan dan kecewa pada suami yang sudah meninggalkan dia dan putranya. Sore itu juga kami mengadaan pemberesan dan mengampuni tindakan suaminya.
Adakah kita menyimpang yang membuat perjalanan hidup kita menjadi terhambat dan seperti menemui jalan buntu. Kalau ibu pada kisah di atas tadi menyimpan sebuah akar pahit, tanpa sadar hal itu menghambat usahanya. Bisa jadi ada dosa tersembunyi yang selama ini kita simpan dan tidak diketahui orang lain, tapi itu menggerogoti perjalanan hidup anda. Saya tidak mengajak anda membuka dosa anda pada forum ini, tapi ketika anda sendiri menyadari bahwa ada sesuatu yang memang tersembunyi, mari nyatakan itu di hadapan Tuhan dan minta Tuhan mengampuni segala kesalahan kita.
Menyimpang berarti membelok melalui jalan yang lain. Saya punya teman yang sudah menikah lebih dari sepuluh tahun, tapi belum dikaruniai anak. Saya tidak menolak kalau ada anggapan keluarga belum punya keturunan, karena belum dipercaya oleh Tuhan. Tapi kita perlu menyelidiki juga apa penyebabnya, apakah karena memang faktor dari Tuhan yang punya maksud tertentu atau dari kita sendiri. Ketika saya berkunjung ke rumah teman saya tersebut, dia menyimpan banyak benda pusaka serta patung-patung atau boneka dari berbagai daerah dan tradisi. Dia termasuk juga penyuka cincin akik. Mohon maaf bagi anda yang penyimpan benda pusaka atau kerajinan, atau anda pecinta batu akik, mungkin yang saya sampaikan ini kontroversi bagi anda.
Saat itu Tuhan menyatakan pada saya bahwa segala sesuatu yang dia koleksi itu menghambat karya Tuhan dalam hidupnya. Roh Kudus tidak bisa bekerja secara leluasa pada keluarganya. Apalagi kalau malam teman saya itu sering didatangi oleh sosok tertentu yang menghuni benda-benda yang dia simpan. Teman saya tersebut berkata pada saya “Semua ini hanya hiasan saja...Saya pakai cincin akik ini juga hanya untuk aksesoris saja...”.
Perhatikan baik-baik, melalui renungan ini saya bukan hendak melarang anda memakai cincin akik, mungkin itu hak pribadi anda. Tapi ketika sesuatu kita simpan secara berlebihan dan perlu banyak usaha untuk mendapatkannya, maka kita sedang mencintai koleksi tersebut bahkan kita mencintainya lebih besar porsinya dari kita mencintai Tuhan.
Teman saya tersebut seringkali kita kelihatan payah secara fisik, mudah lelah dan seperti membawa beban yang berat. Bahkan usaha untuk mendapatkan keturunan pun seperti tidak mungkin bagi dia, apalagi usianya sudah mendekati lima puluh tahun. Sudah tidak ada semangat lagi untuk berpikir ke sana. Saya tahu Tuhan sudah berkata pada saya, demikian pun saya juga sudah memperingatkan teman saya tersebut. Namun sepertinya dia lebih sayang dengan koleksi yang dikumpulkannya sejak muda tersebut.
Sekali lagi firman Tuhan mengatakan “kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sugghuh-sungguh”. Kata sungguh-sungguh dalam terjemahan lain sepadan dengan kata “waspada”. Tuhan tidak mau kita main-main atau setengah-setengah untuk mengikut Dia. Tuhan mau kita berjalan tidak menyimpang, yaitu sesuai dengan yang firman Tuhan tentukan dan yang sudah direncanakan oleh Tuhan dalam hidup kita.
Maka saya yakin bagian terahir yaitu keberuntungan akan terjadi dalam hidup kita, ke mana pun kita melangkah atau melakukan usaha. Saya berdoa kehidupan yang penuh keberhasilan ada pada kita, mujizat Tuhan setiap hari terjadi pula atas hidup kita baik secara pribadi maupun keluarga. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (HambaNya, Okky Rahardjo)
Untuk dukungan doa :
SMS/Tlp : 085645705091 / 082228835933
Inbox : Okky Tri Rahardjo / Teman Berdoa
Komentar
Posting Komentar