Belajar Mendengar Suara Tuhan

Yohanes 10 : 27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku

            Sebuah pertanyaan umum seringkali ditanyakan sampai hari ini dalam kehidupan iman Kristen yaitu “Bagaimana caranya mendengar suara Tuhan”. Sejak saya bertobat usia pelajar hingga kini saya masih menemui pertanyaan tersebut. Bahkan seakan-akan orang yang bisa mendengar suara Tuhan itu harus sudah memiliki kapasitas rohani yang tinggi. Harus sudah memiliki level tingkat atas. Saya dulu juga sempat berpikiran demikian. Namun seiring berjalannya waktu, pola pikir saya mulai berubah.

            Bukankah Tuhan itu adalah Bapa dan kita anakNya. Maka sewajarnya kalau kita mampu mendengar suaraNya tanpa banyak kriteria khusus. Mana ada seorang anak yang untuk mendengarkan suara ayahnya saja harus memiliki spesifikasi khusus. Sebenarnya bukan masalah tingkat rohani yang tinggi, tapi seringkali kita yang kurang mau menyediakan diri untuk mendengarkan suara Tuhan secara pribadi. Tak jarang kita yang malas untuk membangun persekutuan pribadi yang intim dengan Tuhan, akibatnya kita jadi tidak memiliki kepekaan untuk mengenali suaraNya.

            Firman Tuhan dengan jelas menyatakan domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka. Nah kalau kita dombaNya Tuhan, maka kita pasti juga mampu mendengarkan suara Tuhan dengan baik. Lebih dari itu kita juga dikenal oleh Tuhan, yang selanjutnya kita mampu berjalan mengikuti kehendak Tuhan. Tadi siang dalam kesempatan doa bersama, saya sampaikan kebenaran mengenai mendengarkan suara Tuhan ini pada anak-anak. Memang sepertinya lebih mudah menyampaikan pada anak-anak muda karena mereka tinggal menerima tanpa perlu banyak berpikir. Oleh karena itu mudah pula mereka untuk mengalami sesuatu yang Ilahi.

            Saat itu saya bertanya pada mereka, kalau kalian berbicara dengan papa melalui telepon, padahal tidak bertatap muka secara langsung. Apakah yang menjadi keyakinan bahwa itu benar-benar papa kalian. Salah seorang anak menjawab, “ya karena kebiasaan..”. Tepat sekali jawaban tersebut. Justru karena terbiasa bergaul dengan papa, maka mereka bisa mengenali bahwa yang berbicara ini adalah papa walaupun tidak berjumpa langsung kondisi fisiknya. Mendengar suara Tuhan tidak mudah untuk dibuat teori dan dibuat rincian jawaban “bagaimana”. Saya lebih suka mengajak untuk prakteksecara langsung.

            Siang itu juga kami praktek secara langsung. Saya pimpin anak-anak dalam doa. Mereka ini selain anak didik, secara tak langsung juga merupakan anak-anak rohani bagi saya. Tanpa diiringi musik. Tanpa nyanyian pembuka. Tanpa perlu ditumpang tangan. Kami mempersilakan Tuhan untuk berbicara satu per satu pada anak-anak yang ada siang itu. Tidak sampai sepuluh menit,kami sudah mengakhiri praktek doa tersebut.

            Saat itu juga saya tanyakan pada mereka apa yang mereka alami dalam praktekmendengar suara Tuhan tersebut. Ajaib sekali, sekitar sembilan puluh persen anak mengalami kesan yang serupa walaupun tidak saling berbicara satu dengan lain sebelumnya. Saat Farly saya tanya, dia menjawab mendengarkan suara yang berkata “Aku mengasihimu...”. Kesaksian Farly itu disambung oleh Leo yang mendengarkan suara yang sama. Derrel pun menjawab juga mendengar ucapan yang serupa. Hal demikian disambung pula oleh Elin, Meysa, Dhea, Febe,Kristin dan Olivia juga beberapa anak yang lain. Mereka mendengar perkataan yang sama yaitu “Aku mengasihimu...”.

            Rupanya Tuhan mau memberikan praktek yang manis dengan menyatakan kasihNya pada setiap anak-anakNya yang berdoa siang tadi. Kami menyadari ternyata tidak sulit untuk mendengarkan suara Tuhan itu. Mungkin anda bertanya, Loh mendengar suara Tuhan kan perlu kepekaan khusus dan tidak untuk dipermainkan. Nah, kami juga tidak bermaksud untuk mempermainkan. Kami hanya anak-anak Tuhan yang mau menggunakan fasilitas rohani, yang sebenarnya disediakan bagi kita orang yang percaya pada Tuhan Yesus. Saya berkali-kali menekankan bahwa Tuhan itu masih hidup dan berbicara bagi kita sampai hari ini.

            Saya pun juga berani mengatakan bahwa kegerakan yang Tuhan berikan pada saya merupakan rencana yang memang Tuhan taruh untuk memperkuat pelayanan saya. Oleh karena itu saya berani yakin, kalau Dia yang beracara maka Dia pula yang akan bertanggung jawab menyediakan segala sesuatunya. Kemarin saya sharing kalau kami memberi makan tujuh anak panti asuhan. Pagi tadi kami menambah kuota menjadi sepuluh nasi bungkus,karena ada tiga siswa lain yang selama ini tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Mereka hanya dibiarkan sekolah saja tanpa memperhatikan segala kebutuhan, baik biaya sekolah maupun kebutuhan sehari-hari. Kesulitan ekonomi selalu yang menjadi alasan orang tuanya. Tanpa mau berkutat untuk menyalahkan orang tuanya, kami akhirnya menambah jatah untuk memberi makan anak-anak yang masih kelas 1 dan 2 itu.

            Demikian juga untuk pelayanan memberi makan siang pada tukang becak atau penjaga perlintasan kereta api. Sebagaimana saya bilang kemarin, belum ada dana sampai kemarin saya menuliskan renungan. Saya bahkan menyatakan, kalau sampai Sabtu besok tidak ada dana dan tertunda,buat saya tidak ada masalah. Ini yang perintahkan Tuhan, biarkan Dia yang menyediakan tanpa saya harus minta-minta kesana kemari. Kecuali, ada pribadi-pribadi yang memang digerakkan oleh Tuhan. Hal itu saya sampaikan dalam doa saya tadi siang, Tuhan saya ikut saja sama kehendakMu. Kalau memang ini dariMu, tolong Tuhan sediakan segala sesuatunya.

            Tak perlu waktu lama, tadi saat mau pulang ada seorang teman yang memberikan uang kesaya sebagai rasa terima kasih karena tunjangannya keluar. Saya memang pernah membantunya, tapi tidak pernah menduga kalau tunjangannya keluar lalu saya akan mendapatkan bagian. Nah, saya merasa awan sebesar telapak tangan sudah mulai muncul untuk bekal saya melangkah maju dalam pelayanan.

            Apakah anda masih mau meragukan Tuhan. Masih merasa Tuhan begitu jahat pada anda. Atau anda mau mengakhiri hidup karena merasa Tuhan tidak memperhatikan anda. Coba ambil waktu untuk berdiam diri dan mendengarkan suara Tuhan untuk hidup anda. Nantikan instruksiNya secara khusus dan hidup anda tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (HambaNya, Okky T. Rahardjo)

Untuk dukungan doa  :
SMS/Tlp          : 085645705091 / 082228835933
Inbox               : Okky Tri Rahardjo / Teman Berdoa


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Dari Anak Kecil

Nurut Sama Tuhan

JANGAN MENABUR BENIH YANG TIDAK PERLU