Belum Waktunya Pulang


I Raja-Raja 19 : 4-5

19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
19:5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"

Ada berapa banyak di antara kita yang setiap ada masalah seringkali berkata “aku pengen mati saja...”. Semalam ada teman yang ukuran jarinya berkurang, merasa bahwa hidupnya tidak ada gunanya dan lebih baik mati saja. Dia berkata buat apa saya hidup kalau cacat. Ada lagi seorang istri yang tidak tahan dengan perlakuan suami, dia mau mati tapi ingat anak. Apakah yang seperti ini juga pernah anda alami.

Nabi Elia juga pernah dalam kondisi stress dan tertekan,sehingga dia ingin mati dan berkata “ambillah nyawaku...”. Seorang yang dalam keadaan stress biasanya mengasihani diri. Merasa paling menderita, paling tertekan, paling berjasa tapi tidak ada yang memperhatikan. Macam-macam juga penyebabnya bisa karena sakit, himpitan ekonomi, tekanan masalah keluarga, ditolak, direndahkan, tidak dianggap dan sebagainya.

Kalau sudah stress maka impian selanjutnya biasanya ingin mati. Oh itu sudah pasti, kalau orang sakit cita-citanya sembuh. Kalau orang haus impiannya minum. Kalau orang lapar dambaannya makan. Tapi orang stress angan-angannya adalah mati. Kematian dianggap merupakan penyelesaian yang tepat dari semua masalah. Saat semua beban menghimpit dan buntu solusi, maka memilih mati adalah cara yang jitu supaya tidak kepikiran lagi. Tak heran, beberapa hari lalu ada sekeluarga di Bali minum racun karena sakit tidak kunjung sembuh.

Hari ini, perhatikan baik-baik bahwa kematian bukanlah solusi. Sikap ingin mati bukan menyelesaikan segala sesuatunya. Saya ingat ketika sekolah dulu kalau saya pulang lebih awal, maka orang tua saya akan bertanya “Kenapa pulang lebih cepat..”. Jangan dikira kalau anak pulang sekolah lebih cepat,maka orang tua akan senang. Sebagian besar  tidak dan malah bertanya-tanya karena di luar kebiasaan. Bisa jadi ada guru rapat, anaknya sakit atau ada musibah. Saya dulu pernah pulang lebih awal karena sekolah saya waktu SMA sering mengalami kebanjiran.

Demikian juga saya membayangkan ketika orang ingin mati dan dia mengakhiri hidup, jangan dikira Tuhan itu suka. Tuhan akan bertanya”Ngapain pulang lebih cepat...”. Bisa-bisa kalau orang bunuh diri tidak ditempatkan di rumah yang layak, tapi di tempat yang itu yang banyak apinya, lupa saya namanya...hehehe.

Kematian bukan merupakan solusi yang tepat saat kita mengalami masalah. Saya berkata pada teman saya tersebut, mati bukan solusi. Bagaimana jadinya kalau kita masih punya potensi hidup yang layak dan tidak kita pergunakan. Apa yang bisa kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan, kalau kita belum memaksimalkan potensi hidup hanya karena kita stress dan bunuh diri. Sekali lagi, renungan ini tidak membahas kematian yang disebabkan sakit atau kecelakaan tapi kalau stress lalu ingin bunuh diri.

Elia dibangunkan oleh malaikat Tuhan dan diberi makan. Selanjutnya dia mendapatkan tugas istimewa untuk mengurapi Hazael dan Yehu menjadi raja. Lalu mengurapi Elisa menjadi nabi menggantikan Elia. Kalau saja Tuhan mendengarkan doa Elia yang ingin mati atau Elia bunuh diri, maka saya yakin dia akan masuk ke tempat yang berapi tadi (namanya apa ya...) karena dia tidak menyelesaikan tugas dengan baik. Tapi kita bersyukur akhir kisahnya tidak demikian,Tuhan memberikan semangat pada Elia bahkan dia mampu berjalan empat puluh hari tanpa lelah. Masih ada mujizat juga hujan turun deras setelah sekian lama kekeringan. Elia pada perintah Tuhan dan dia kembali membawa perubahan besar pada bangsa itu.

Saya tidak menghakimi anda yang berada dalam kondisi stress lalu ingin mengakhiri hidup. Mumpung masih ada kesempatan, mari tinggalkan keinginan itu. Bukan cuma ingat anak atau keluarga, tapi ingat bahwa tugas yang diberikan Tuhan dalam hidup anda belum selesai. Tugas itu bisa jadi sebagai seorang yang harus membangun dan memperhatikan kehidupan orang lain, mengajak beribadah, mendoakan tetangga atau teman untuk mengikut Tuhan dengan maksimal. Bisa jadi tugas itu anda mendoakan suami supaya bertobat, mendoakan anak-anak supaya takut akan Tuhan atau melayani Tuhan semampu yang anda bisa.

Sikap ingin mati secepatnya memang membuat masalah anda di bumi selesai. Saya juga pernah terlintas demikian, tapi kalau saya ikuti kata hati maka Tuhan tidak akan pakai saya sejauh ini. Tapi masalahnya,kita tidak cuma merem dikuburan begitu saja, tapi harus melek lagi di alam lain untukmempertanggung jawabkan segala sesuatunya. Saya ingat kakak kelas saya seorang yang diurapi Tuhan luar biasa, seorang yang termasuk pelopor kegerakan rohani di sekolah kami harus mati mengenaskan karena menggantung diri di kamar. Selidik punya selidik, dia mati bunuh diri karena diputus cinta oleh sesama teman kuliah yang sama-sama aktif pelayanan. Berita kematian tersebut sempat menghiasi halaman surat kabar di Surabaya.

Setiap kita punya jatah tugas yang harus diselesaikan sebelum akhirnya kita pulang pada waktunya. Kalau tugas itu belum selesai, lalu bagaimana kita akan menyelesaikannya. Bawa setiap masalah kita pada Tuhan dan minta kekuatan baru dari Tuhan untuk kita mampu mengatasi dengan baik. Mari selesaikan tugas kita dengan benar sampai saatnya kita layak untuk pulang. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (HambaNya, Okky Rahardjo)

Untuk dukungan doa  :
SMS/Tlp          : 085645705091 / 082228835933

Inbox               : Okky Tri Rahardjo / Teman Berdoa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Dari Anak Kecil

Nurut Sama Tuhan

JANGAN MENABUR BENIH YANG TIDAK PERLU