Mengubah Kerangka Berpikir


Kejadian 40 : 13-14
40:13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.
40:14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.

            Suatu kali saya menemukan STNK di tepi jalan raya. Saya melihat dalam identitas, alamat tersebut mudah sekali saya temukan karena setiap hari saya lewat di area tersebut. Keesokan hari saya menuju rumah yang dimaksud dalam tersebut untuk mengembalikan STNK yang saya temukan. Dalam pikiran saya, kalau menemukan STNK pasti dapat imbalan yang lumayan. Betapa tidak mudah mengurus bila seseorang kehilangan STNK.  Saya juga pengalaman beberapa tahun sebelumnya menemukan STNK pernah mendapatkan imbalan. Apalagi saat saya kehilangan, ada yang mengembalikan STNK saya pun memberikan imbalan.

            Siang itu saya berharap ada imbalan yang lumayan cukup untuk saya, apalagi sedang tidak ada uang. Bukankah ini seperti jalan Tuhan untuk saya mendapatkan berkat secara mendadak untuk menyambung hidup. Apa yang terjadi ternyata sebaliknya. Saat saya mengembalikan STNK tersebut, jangankan imbalan, sekedar ucapan terima kasih pun tidak saya terima. STNK tersebut diterima oleh salah seorang penghuni rumah lalu saya dibiarkan sendirian di luar pagar. Lama tidak ada kabar lagi, saya pun meninggalkan rumah tersebut dengan penuh kecewa dan emosi.

            Anda pernah mengalami sesuatu seperti yang saya alami, berharap sesuatu tapi ternyata yang terjadi sebaliknya. Yusuf pun juga mengalami hal yang kurang lebih sama.  Dalam kerangka berpikirnya, kalau dia sudah mengartikan arti mimpi dari seorang temannya sesama tahanan itu maka dia layak mendapatkan pertolongan. Oleh karena itu dia titip pesan supaya dia dibebaskan karena dia tidak bersalah sehingga harus masuk ke dalam tahanan.

            Kita mengerti lanjutan kisah ini. Juru minuman raja Firaun ini sempat lupa dan tidak membantu Yusuf untuk bebas dari tahanan. Kerangka berpikir Yusuf membuat dia beranggapan kalau saya sudah menolong orang, maka dia harus mendapatkan rasa terima kasih. Ungkapan terima kasih itu seharusnya berbentuk dia dibebaskan dari tahanan. Saya pun juga memiliki kerangka berpikir kalau menemukan STNK mestinya saya diberikan imbalan. Salah seorang teman saya kehilangan STNK, oleh penemunya dipesankan dia harus memberi imbalan sebesar tiga ratus ribu. Nah saya tidak minta sebesar itu, tapi saya harus mendapatkan imbalan. Itu yang menjadi pemikiran saya. Tapi hari itu Tuhan membongkar hati saya, Dia mau saya belajar sesuatu dari peristiwa ini.

            Bagaimana dengan hidup anda. Tanpa sadar seringkali kita memiliki pola pikir yang keliru. Kalau saya berdoa, mestinya Tuhan langsung jawab. Saya tidak punya uang, utang banyak, kebutuhan makin mendesak kalau bisa habis doa langsung Tuhan berikan jawaban. Saya belum punya jodoh, habis doa kalau bisa segera mendapatkan jodoh pas ketemu di jalan atau dia datang ke rumah. Saya sedang bermasalah dengan suami kalau bisa habis doa, suami langsung berubah sikap pada saya dan mengasihi istri dan anak-anak. Begitu juga dengan begitu banyak hal lain yang menjadi pemikiran kita. Hal-hal semacam di atas bukankah pernah mampir di pikiran kita.

            Tanpa sadar kita akhirnya berusaha untuk mengatur cara Tuhan bekerja. Kita sering membatasi Tuhan dengan kerangka berpikir kita yang keliru. Seharusnya Tuhan itu melakukan ini pada saya. Seharusnya caranya begini, dsb. Hari ini perhatikan baik-baik, biarkan Dia melakukan banyak hal semau Dia sesuai dengan caraNya sendiri. Dalam pengalaman perjalanan saya bersama dengan Tuhan, seringkali cara Tuhan tidak bisa diterka. Ketika kita beranggapan Tuhan pasti menolong dengan cara A, eh ternyata Dia menggunakan cara D atau F yang di luar pemikiran kita.

            Bisa jadi dari masalah yang kita hadapi, Dia mengajar bagaimana untuk kita berharap pada Tuhan. Bagaimana kita senantiasa memiliki keintiman dengan Tuhan. Mungkin juga anda diajar untuk mengampuni dan mengasihi suami lebih dulu sehingga dia menjadi berubah hatinya. Atau juga pada yang belum punya jodoh, Tuhan mau anda memperbaiki karakter terlebih dulu sampai dipertemukan dengan pasangan hidup yang tepat. Yang pasti Dia mau membentuk manusia batin kita secara kuat.

            Mari perhatikan kondisi kehidupan kita hari ini. Dia mau kita tetap lakukan bagian kita sesuai firman Tuhan ajarkan. Pada saat pergumulan mendesak, kita tidak kehilangan ucapan syukur kita. Kita tidak meninggalkan waktu doa pribadi kita. Kita juga tidak berhenti menaikkan pujian penyembahan kita. Lalu dengan cara apa Dia menolong kita, terserah Tuhan biarkan Dia yang berdaulat atas hidup kita.

            Pada seorang buta Dia berkata pergilah basuh mata di kolam. Pada orang buta lain Dia menjamah mata. Pada orang lain lagi Dia meludah ke mata secara langsung. Pada orang lain lagi Dia mengaduk tanah dulu sebelum dia mengoleskan ke mata. Kasusnya sama tapi berbeda cara. Tuhan tidak bisa kita atur semau kita, sesuai bayangan kita atau seperti yang kita bayangkan.

            Jangan berhenti pengharapanmu pada Tuhan. Silakan berdoa untuk mendapatkan yang terbaik dari Tuhan. Tapi jangan batasi cara Tuhan dengan kerangka berpikir kita yang terbatas. Biarlah kita menikmati kejutan tak terduga atas penyelesaian setiap masalah kita. Maka kita akan mengalami sukacita yang tak terkatakan karena Dia telah menolong kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (HambaNya, Okky Rahardjo)

Untuk dukungan doa  :
SMS/Tlp          : 085645705091 / 082228835933
Inbox               : Okky Tri Rahardjo / Teman Berdoa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Dari Anak Kecil

Nurut Sama Tuhan

JANGAN MENABUR BENIH YANG TIDAK PERLU